Program SMS Prepaid Terunggul Dari MYeCASH
Program SMS Prepaid Terunggul Dari MYeCASH

Panduan

Semua itu saya dapatkan dari email kawan-kawan yang hantar pada saya sebagai panduan dan teguran yang mengembirakan dan saya serta di blog ini untuk tatapan semua moga dengan keberkatan dan rahmat dari Allah kita sama-sama menperolehi kasih-sayangnya.
Sempena kedatangan maulidur rasul marilah kita semua bersama-sama berdoa dan berselawat ke atas baginda supaya kita semua mendapat syafaat dari baginda Rasulullah s.a.w bila di akhirat nanti, insyaallah.....
Program SMS Prepaid Terunggul Dari MYeCASH

Wednesday, June 16, 2010

Kisah Nabi Uzair a.s.





Di dalam al-Quran, Allah SWT berfirman yang bermaksud, “Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?”, maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapa lama kamu tinggal di sini?” Ia menjawab: “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah berfirman: “Sebenarnya kamu tinggal di sini selama seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah; dan lihatlah kepada keledaimu itu (yang telah menjadi tulang-belulang): Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang- belulang keldai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: “Saya yakin bahawa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”” (Surah al-Baqarah ayat 259)

Yang popular menurut kaum salaf dan kaum khalaf bahawa Uzair adalah pahlawan dalam kisah ini yang diceritakan oleh Allah SWT. Dikatakan bahawa Uzair adalah seorang Nabi dari nabi-nabi Bani Israil. Dialah yang menjaga Taurat, lalu terjadilah peristiwa yang sangat mengagumkan padanya. Allah SWT telah mematikannya selama seratus tahun kemudian dia dibangkitkan kembali. Selama Uzair tidur satu abad penuh, terjadilah peperangan yang didalangi oleh Bakhtansir di mana ia membakar Taurat. Tidak ada sesuatu pun yang tersisa kecuali yang dijaga oleh kaum lelaki. Mukjizat yang terjadi pada Nabi Uzair adalah sumber fitnah yang luar biasa di tengah kaumnya.

Pada suatu hari, tampak bahawa cuaca sangat panas dan segala sesuatu merasa kehausan. Sementara itu, desa yang didiami oleh Uzair hari itu nampak tenang kerana sedang melalui musim panas di mana sedikit sekali aktiviti di dalamnya. Uzair berfikir bahawa kebunnya perlu untuk disaliri dengan air. Kebun itu cukup jauh dan jalan menuju ke sana sangat berat dan disela-selai dengan tanah perkuburan. Sebelumnya, tempat itu adalah kota yang indah dan ramai di mana penghuninya cukup asyik tinggal di dalamnya lalu ia menjadi kota mati.

Uzair berfikir dalam hatinya bahawa pohon-pohon di kebunnya pasti merasakan kehausan lalu ia menetapkan untuk pergi memberinya minum. Hamba yang soleh dan salah seorang nabi dari Bani Israil ini pergi dari desanya. Matahari tampak masih baru memasuki waktu siang. Uzair menunggang keldainya dan memulai perjalanannya. Beliau tetap berjalan hingga sampai di kebun. Beliau mengetahui bahawa pohon-pohonnya tampak kehausan dan tanahnya tampak terbelah dan kering. Uzair menyirami kebunnya dan ia memetik dari kebun itu buah tin (sebahagian buah tin) dan mengambil pohon anggur. Beliau meletakkan buah tin di satu keranjang dan meletakkan buah anggur di keranjang yang lain. Kemudian ia kembali dari kebun sehingga keldai yang dibawanya berjalan di tengah-tengah terik matahari.

Di tengah-tengah perjalanan, Uzair berfikir tentang tugasnya yang harus dilakukan keesokkan harinya. Tugas pertama yang harus dilakukannya adalah mengeluarkan Taurat dari tempat persembunyiannya dan meletakkannya di tempat ibadah. Beliau berfikir untuk membawa makanan dan memikirkan tentang anaknya yang masih kecil, di mana beliau teringat oleh senyumannya yang manis, dan beliau pun terus berjalan dan semakin cepat. Beliau menginginkan keldainya untuk berjalan lebih cepat.

Lalu Uzair sampai di suatu kuburan. Udara panas saat itu semakin menyengat dan keldai tampak kepayahan. Tubuhnya diselimuti dengan keringat yang tampak menyala kerana tertimpa sinar matahari. Keldai itu pun mulai memperlambatkan langkahnya ketika sampai di kuburan. Uzair berkata kepada dirinya, “Mungkin aku lebih baik berhenti sebentar untuk beristirahat, dan aku akan mengistirahatkan keldai. Lalu aku akan makan siang.”

Uzair turun dari keldainya di salah satu kuburan yang rosak dan sepi. Semua desa itu menjadi kuburan yang hancur dan sunyi. Uzair mengeluarkan piring yang dibawanya dan duduk di suatu naungan. Ia mengikat keldai di suatu dinding, lalu ia mengeluarkan sebahagian roti kering dan menaruhnya di sampingnya. Selanjutnya, ia memerah di piringnya anggur dan meletakkan roti yang kering itu di bawah perahan anggur. Uzair menyandarkan punggungnya di dinding dan agak menjulurkan kakinya. Uzair menunggu sampai roti itu tidak kering dan tidak keras.

Kemudian Uzair mulai mengamati keadaan di sekelilinginya dan tampak keheningan dan kehancuran meliputi tempat itu: rumah-rumah hancur berantakan dan tampak tiang-tiang pun akan hancur, pohon-pohon sedikit saja terdapat di tempat itu yang tampak akan mati kerana kehausan, tulang-tulang yang mati yang dikuburkan di sana berubah menjadi tanah. Alhasil, keheningan menyeliputi tempat itu. Uzair merasakan betapa kerasnya kehancuran di situ dan ia bertanya dalam dirinya sendiri, “Bagaimana Allah SWT menghidupkan semua ini setelah kematiannya? Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?”

Uzair bertanya, “Bagaimana Allah SWT menghidupkan tulang-tulang ini setelah kematiannya, di mana ia berubah menjadi sesuatu yang menyerupai tanah.” Uzair tidak meragukan bahawa Allah SWT mampu menghidupkan tulang-tulang ini, tetapi ia mengatakan yang demikian itu kerana rasa hairan dan kekaguman. Belum lama Uzair mengatakan kalimatnya itu sehingga ia mati. Allah SWT mengutus malaikat maut padanya lalu rohnya dicabut sementara keldai yang dibawanya masih ada di tempatnya ketika melihat tuannya sudah tidak lagi berdaya. Keldai itu tetap di tempatnya sehingga matahari tenggelam lalu datanglah waktu subuh. Keldai berusaha berpindah dari tempatnya tetapi ia terikat. Ia pun masih ada di tempatnya dan tidak boleh melepaskan ikatannya sehingga ia mati kelaparan.

Kemudian penduduk desa Uzair merasa gelisah dan mereka ramai-ramai mencari Uzair di kebunnya, tetapi di sana mereka tidak menemukannya. Mereka kembali ke desa dan tidak menemukannya. Lalu mereka menetapkan beberapa kelompok untuk mencarinya. Akhirnya, kelompok- kelompok ini mencari ke segala penjuru tetapi mereka tidak menemukan Uzair dan tidak menemukan keldainya. Kelompok-kelompok ini melewati kuburan yang di situ Uzair meninggal, namun mereka tidak berhenti di situ. Tampak bahawa di tempat itu hanya diliputi keheningan. Seandainya Uzair ada di sana nescaya mereka akan mendengar suaranya. Kemudian kuburan yang hancur ini sangat menakutkan bagi mereka, kerana itu mereka tidak mencari di dalamnya.

Lalu berlalulah hari demi hari, dan orang-orang putus asa dari mencari Uzair, dan anak-anaknya merasa bahawa mereka tidak akan melihat Uzair kedua kalinya dan isterinya mengetahui bahawa Uzair tidak mampu lagi memelihara anaknya dan menuangkan rasa cintanya kepada mereka sehingga isterinya itu menangis lama sekali. Sesuai dengan perjalanan waktu, maka air mata pun menjadi kering dan penderitaan makin berkurang. Akhirnya, manusia mulai melupakan Uzair dan mereka tetap menjalankan tugas mereka masing-masing. Dan berjalanlah tahun demi tahun dan masyarakat mulai melupakan Uzair kecuali anaknya yang paling kecil dan seorang wanita yang bekerja di rumah mereka di mana Uzair sangat cinta kepadanya. Usia wanita itu dua puluh tahun ketika Uzair keluar dari desa.

Berlalulah sepuluh tahun, dua puluh tahun, delapan puluh tahun, sembilan puluh tahun sehingga sampai satu abad penuh. Allah SWT berkehendak untuk membangkitkan Uzair kembali. Allah SWT mengutus seorang malaikat yang meletakkan cahaya pada hati Uzair sehingga ia melihat bagaimana Allah SWT menghidupkan orang-orang mati. Uzair telah mati selama seratus tahun. Meskipun demikian, ia dapat berubah dari tanah menjadi tulang, menjadi daging, dan kemudian menjadi kulit. Allah SWT membangkitkan di dalamnya kehidupan dengan perintah-Nya sehingga ia mampu bangkit dan duduk di tempatnya dan memperhatikan dengan kedua matanya apa yang terjadi di sekelilingnya.

Uzair bangun dari kematian yang dijalaninya selama seratus tahun. Matanya mulai memandang apa yang ada di sekelilingnya lalu ia melihat kuburan di sekitarnya. Ia mengingat-ingat bahawa ia telah tertidur. Ia kembali dari kebunnya ke desa lalu tertidur di kuburan itu. Inilah peristiwa yang dialaminya. Matahari bersiap-siap untuk tenggelam sementara ia masih tertidur di waktu Zohor. Uzair berkata dalam dirinya, “Aku tertidur cukup lama. Barangkali sejak Zohor sampai Maghrib.” Malaikat yang diutus oleh Allah SWT membangunkannya dan bertanya, “Berapa lama kamu tinggal di sini?”

Malaikat bertanya kepadanya, “Berapa jam engkau tidur?” Uzair menjawab, “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Malaikat yang mulia itu berkata kepadanya, “Sebenarnya kamu tinggal di sini selama seratus tahun lamanya. Engkau tidur selama seratus tahun. Allah SWT mematikanmu lalu menghidupkanmu agar engkau mengetahui jawapan dari pertanyaanmu ketika engkau merasa hairan dari kebangkitan yang dialami oleh orang-orang yang mati.” Uzair merasakan kehairanan yang luar biasa sehingga tumbuhlah keimanan pada dirinya terhadap kekuasaan al-Khaliq (Sang Pencipta). Malaikat berkata sambil menunjuk makanan Uzair, “Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah.”

Uzair melihat buah tin itu lalu ia mendapatinya seperti semula di mana warnanya tidak berubah dan rasanya pun tidak berubah. Telah berlalu seratus tahun tetapi bagaimana mungkin makanan itu tidak berubah? Lalu Uzair melihat piring yang di situ ia memerah buah anggur dan meletakkan di dalamnya roti yang kering, dan ia mendapatinya seperti semula di mana minuman anggur itu masih layak untuk diminum dan roti pun masih tampak seperti semula, di mana kerasnya dan keringnya roti itu dapat dihilangkan ketika dicampur dengan perahan anggur. Uzair merasakan kehairanan yang luar biasa, bagaimana mungkin seratus tahun terjadi sementara perahan anggur itu tetap seperti semula dan tidak berubah. Malaikat merasa bahawa seakan-akan Uzair masih belum percaya atas apa yang dikatakannya, kerana itu, malaikat menunjuk keldainya sambil berkata, “Dan lihatlah kepada keledaimu itu (yang telah menjadi tulang- belulang).”

Uzair pun melihat ke keldainya tetapi ia tidak mendapati kecuali ia tanah dari tulang-tulang keldainya. Malaikat berkata kepadanya, “Apakah engkau ingin melihat bagaimana Allah SWT membangkitkan orang-orang yang mati? Lihatlah ke tanah yang di situ terletak keledaimu.”



Kemudian malaikat memanggil tulang-tulang keldai itu lalu atom-atom tanah itu memenuhi panggilan malaikat sehingga ia mulai berkumpul dan bergerak dari setiap arah lalu terbentuklah tulang-tulang. Malaikat memerintahkan otot-otot saraf daging untuk bersatu sehingga daging melekat pada tulang-tulang keldai. Sementara itu, Uzair memperhatikan semua proses itu. Akhirnya, terbentuklah tulang dan tumbuh di atasnya kulit dan rambut.

Al-hasil, keldai itu kembali seperti semula setelah menjalani kematian. Malaikat memerintahkan agar roh keldai itu kembali kepadanya dan keldai pun bangkit dan berdiri. Ia mulai mengangkat ekornya dan bersuara. Uzair menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah SWT tersebut terjadi di depannya. Ia melihat bagaimana mukjizat Allah SWT yang berupa kebangkitan orang-orang yang mati setelah mereka menjadi tulang belulang dan tanah. Setelah melihat mukjizat yang terjadi di depannya, Uzair berkata, “Saya yakin bahawa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Uzair bangkit dan menunggangi keldainya menuju desanya. Allah SWT berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya kepada masyarakat dan mukjizat yang hidup yang menjadi saksi atas kebenaran kebangkitan dan hari kiamat. Uzair memasuki desanya pada waktu Maghrib. Ia tidak percaya melihat perubahan yang terjadi di desanya di mana rumah-rumah dan jalan-jalan sudah berubah, begitu juga manusia dan anak-anak yang ditemuinya. Tak seorang pun di situ yang mengenalinya. sebaliknya, ia pun tidak mengenali mereka. Uzair meninggalkan desanya saat beliau berusia empat puluh tahun dan kembali kepadanya dan usianya masih empat puluh tahun. Tetapi desanya sudah menjalani waktu seratus tahun sehingga rumah-rumah telah hancur dan jalan-jalan pun telah berubah dan wajah-wajah baru menghiasi tempat itu.

Uzair berkata dalam dirinya, “Aku akan mencari seorang lelaki tua atau perempuan tua yang masih mengingat aku.”

Uzair terus mencari sehingga ia menemukan pembantunya yang ditinggalnya saat berusia dua puluh tahun. Kini, usia pembantu itu mencapai seratus dua puluh tahun di mana kekuatannya sudah sangat merosot dan giginya sudah ompong dan matanya sudah lemah. Uzair bertanya kepadanya, “Wahai perempuan yang baik, di mana rumah Uzair.”

Wanita itu menangis dan berkata, “Tak seorang pun yang mengingatinya. Ia telah keluar sejak seratus tahun dan tidak kembali lagi. Semoga Allah SWT merahmatinya.” Uzair berkata kepada wanita itu, “Sungguh aku adalah Uzair. Tidakkah engkau mengenal aku? Allah SWT telah mematikan aku selama seratus tahun dan telah membangkitkan aku dari kematian.”

Wanita itu kehairanan dan tidak mempercayai omongan itu. Wanita itu berkata, “Uzair adalah seseorang yang doanya dikabulkan. Kalau kamu memang Uzair, maka berdoalah kepada Allah SWT agar aku dapat melihat sehingga aku dapat berjalan dan mengenalmu.”

Lalu Uzair berdoa untuk wanita itu sehingga Allah SWT mengembalikan penglihatan matanya dan kekuatannya. Wanita itu pun mengenali Uzair. Lalu ia segera berlari di negeri itu dan berteriak, “Sungguh Uzair telah kembali!” Mendengar teriakan wanita itu, masyarakat bingung dan merasa hairan. Mereka mengira bahawa wanita itu telah gila.

Kemudian diadakan pertemuan yang dihadiri orang-orang pandai dan para ulama. Dalam majlis itu juga dihadiri oleh cucu Uzair di mana ayahnya telah meninggal dan si cucu itu telah berusia tujuh puluh tahun sedangkan datuknya, Uzair, masih berusia empat puluh tahun. Di majlis itu mereka mendengarnya kisah Uzair lalu mereka tidak mengetahui apakah mereka akan mempercayainya atau mengingkarinya. Salah seorang yang pandai bertanya kepada Uzair, “Kami mendengar dari ayah-ayah kami dan datuk-datuk kami bahawa Uzair adalah seorang Nabi dan ia mampu menghafal Taurat. Sungguh Taurat telah hilang dari kita dalam peperangan Bukhtunnashr di mana mereka membakarnya dan membunuh para ulama dan para pembaca Kitab suci itu. Ini terjadi seratus tahun lalu yang engkau katakan bahawa engkau menjalani kematian atau engkau tidur. Seandainya engkau menghafal Taurat, nescaya kami akan percaya bahawa engkau adalah Uzair.”

Uzair mengetahui bahawa tidak seorang pun dari Bani Israil yang mampu menghafal Taurat. Uzair telah menyembunyikan Taurat itu dari usaha musuh untuk menghancurkannya. Uzair duduk di bawah naungan pohon sedangkan Bani Israil berada di sekitarnya. Lalu Uzair menghapusnya huruf demi huruf sampai selesai lalu ia berkata dalam dirinya, “Aku sekarang akan mengeluarkan Taurat yang telah aku simpan.” Uzair pergi ke suatu tempat lalu ia mengeluarkan Taurat di mana kertas yang terisi Taurat itu telah rosak. Ia mengetahui mengapa Allah SWT mematikannya selama seratus tahun dan membangkitkannya kembali. Kemudian tersebarlah berita tentang mukjizat Uzair di tengah-tengah Bani Israil. Mukjizat tersebut membawa fitnah yang besar bagi kaumnya.

Sebahagian kaumnya mendakwa bahawa Uzair adalah anak Allah. Allah SWT berfirman yang bermaksud, “Orang-orang Yahudi berkata: ‘Uzair adalah anak Allah.’” (Surah at-Taubah ayat 30)

Mula-mula mereka membandingkan antara Musa dan Uzair dan mereka berkata, “Musa tidak mampu mendatangkan Taurat kepada kita kecuali di dalam kitab sedangkan Uzair mampu mendatangkannya tanpa melalui kitab.” Setelah perbandingan yang salah ini, mereka menyimpulkan sesuatu yang keliru di mana mereka menisbatkan kepada nabi mereka hal yang sangat tidak benar. Mereka mendakwa bahawa dia adalah anak Tuhan. Maha Suci Allah dari semua itu, “Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: ‘Jadilah’, maka jadilah ia.” (Surah Maryam ayat 35)

Dipetik dari sumber : JAiP-gov

No comments:

Post a Comment

When Workers Get Bored

When Workers Get Bored
When Workers Get Bored They set up crazy challenges for themselves, such as this barrel of oranges one... JavaScript is disabled! To display...

High Voltage Capacitor Bank vs Watermelon

High Voltage Capacitor Bank vs Watermelon
High Voltage Capacitor Bank vs Watermelon The place will be smelling like watermelon for a while! Capacitor bank: 21.5µF 30kV, 9270 Joules ......

MUhasabah Diri

Dunia sekarang sudah tiada lagi perasaan malu pada penghuninya kalau ada pun cuma segelintir je. Mungkin ini tanda dunia semakin hampir pada kiamat.

Fitnah semakin berleluasa sekarang tidak mengira sesiapa pun bangsa, keturunan atau agama. Cuma kita perlu menghidarnya supaya kita selamat dan selau bergantung pada Allah yang manjadikan kita.

Masalah melanda pada penghuni dunia tidak mengira masa dan detik atau musim cuma penghuni dunia perlu pandai mengawasi dan mengatasinya. Sehingga ada masanya kita merasa mati lebih baik kerana dapat lari dari segalanya, tetapi betul kah begitu!

Cuma manusia atau kita selalu lupa atau mudah lupa sebenarnya matilah permulaan segalanya pada kita untuk kehidupan yang abadi. Jika kita dalam keadaan sejahtera iman di dunia maka kita kan sejahtera di akhirat dan jika kita merana iman di dunia maka meranalah kita di akhirat. Bila mati nanti kita akan menuju dua arah yang kita sendiri tidak pasti kemana kita kecuali Allah saja yang tahu. Dua arah itulah adanya Syurga dan Neraka.

SYURGA
Jika kita mati dalam keadaan aman tenteram dalam iman tentu itulah tempat kita. Barulah kita boleh hidup dengan aman tenteram,bahagia,sejahtera, bahagia dan gembira serta seronok dengan pasangan yang telah disediakan untuk kita. Hidup dalam keaadaan teknologi yang tidak pernah difikirkan oleh fikiran kita semasa kita hidup

NERAKA
Jika kita mati dalam keadaan derita merana dalam iman tentulah inilah tempat kita. Barulah kita hidup ketakutan tanpa sedetik pun kita akan merasa senang, yang kita rasa derita, sengsara, merana, menangis, meraung dan selalu merayu tetapi tidak di layan malah dicaci dan dihina, dicela dalam keadaan keseorangan tanpa teman dalam penyiksaan yang tak terbayangkan oleh akal fikiran kita semasa hidup.

Jadi marilah kita bersama-sama muhasabah diri kita ke mana kita nanti bila mati. Kita berubah semasa boleh untuk bertaubat atau kembali ke pangkal jalan, yang pastinya kita tahu Allah itu pengasih dan penyayang. Semoga doa kita diterima Allah, insyaallah...

Sayangnya Allah Pada Hambanya

Rasulullah s.a.w. ada bersabda, katanya, "Setiap anak Adam akan dijaga oleh dua malaikat. Malaikat yang di sebelah kanan lebih berkuasa dari yang sebelah kiri. Sekiranya seseorang anak Adam melakukan dosa maka malaikat yang di sebelah kiri akan bertanya pada malaikat di sebelah kanan katanya, "Apakah yang harus aku catit?"

Kata malaikat di sebelah kanan, "Jangan kamu catit dahulu dosanya sehingga ia melakukan 5 kesalahan. Malaikat yang di kiri bertanya lagi,"Kalau ia telah melakukan 5 kesalahan, apa yang harus aku catitkan?"

Jawab malaikat kanan, "Biarkannya, sehingga ia membuat kebaikan kerana kami telah diberitahu oleh Allah s.w.t bahawa satu kebaikan akan mendapat 10 pahala. Oleh itu hapuskanlah 5 kesalahannya yang lalu sebagai tebusan dan kami masih simpankan untuknya 5 pahala lagi."

Tercenganglah syaitan mendengarkannya lalu berkata,"Kalau macam ini sampai bilakah aku dapat merosakkan anak Adam."

Demikianlah rahmat Allah pada hambanya, kasih sayangNya melimpah ruah tiada terbatas hanya hambanya saja yang lalai dan leka dengan keseronokkan serta kemewahan dunia.

Sayangnya Allah kepada kita

Betapa sayangnya Allah pada kita, sehingga di dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa motivasi supaya hamba-hambaNya ini tabah dalam menghadapi segala ujian dan cobaan sebelum menuju ke perhentian abadi.

Kenapa Aku Diuji?
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan : “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut : 2-3).

Kenapa Aku Tak Dapat Apa yang Aku Mau?
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah : 216).

Kenapa Ujian Seberat Ini?
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah : 286).

Kenapa Hasilnya Seperti Ini?
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”
(QS. Ali Imran : 139).

Bagaimana Aku Harus Menghadapinya?
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh (di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan), serta bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu
berjaya (mencapai kemenangan).” (QS Ali Imran : 200).
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah : 45).

Apa yang Aku Dapat dari Semua Ini?
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri, dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka… ” (QS. At-Taubah : 111).

Kepada Siapa Aku Berharap?
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain diriNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal.”
(QS. At-Taubah : 129).

Aku Tak Dapat Bertahan Lagi!
“… dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 12).

Memelihara Rumahtangga

SETIAP Muslim hendaklah mengawal rumah tangganya daripada gangguan syaitan dan iblis. Antara cara untuk memelihara rumah tangga daripada gangguan syaitan adalah:

1. Membaca al-Quran.

Membaca al-Quran dengan penuh khusyuk banyak kelebihannya. Membiasakan membaca al-Quran dalam rumah, selain beroleh pahala, membawa berkat dan menyelamatkan penghuni rumah tangga daripada gangguan iblis dan syaitan.

2. Zikir ketika masuk dan keluar rumah.

Daripada Abu Malik Al-Asyaari bahawa Rasulullah bersabda maksudnya: “Apabila seorang hendak masuk ke dalam rumah, hendaklah dia mengatakan: Ya Allah, aku mohon kepada Engkau sebaik-baik tempat masuk dan sebaik-baik tempat keluar. Dengan nama Engkau kami masuk dan dengan nama Engkau kami keluar, dan kepada Tuhan kami, kami menyerahkan diri, kemudian memberi salam kepada keluarga.” ? Riwayat Abu Daud).

3. Memberi salam kepada keluarga dan ahli rumah.

Firman Allah bermaksud: “Maka apabila kamu masuk ke sebuah rumah dari rumah-rumah ini hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya yang bererti salam sejahtera kepada diri kamu sendiri, salam yang ditetapkan di sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” ? (Surah an-Nur, ayat 61).

Imam An-Nawawi berkata: “Disukai untuk mengucapkan salam dan banyak berzikir kepada Allah serta memberi salam sama ada dalam rumah itu ada orang atau pun tidak.” Rumah yang tiada penghuni perlu juga diberi salam, sebab setiap rumah ada penghuni dalamnya iaitu malaikat sebagai penjaga dan pengawalnya. Seseorang yang masuk ke dalam rumah dengan memberi salam dijamin Allah keselamatannya.

4. Zikir ketika makan dan minum.
Daripada Jabir berkata, bahawa dia mendengar Rasulullah bersabda maksudnya: “Apabila seorang masuk ke rumahnya dengan berzikir kepada Allah ketika memasukinya dan ketika makan, syaitan berkata: “Aku tidak makan dan tidak menginap di tempat kamu, dan apabila dia masuk tidak berzikir kepada Allah ketika masuk, maka syaitan mengatakan: “Aku boleh menginap dan apabila tidak berzikir ketika makan, syaitan berkata: “Aku boleh bermalam dan makan malam.” ? (Riwayat Muslim).

5. Membersihkan rumah daripada gambar patung.

Islam melarang segala bentuk gambar patung disimpan dalam rumah. Hal ini kerana malaikat tidak akan masuk ke rumah yang ada gambar patung atau tanda salib dalamnya. Diriwayatkan daripada Aisyah bahawasanya beliau membeli bantal kecil yang ada gambar. Ketika Rasulullah melihatnya, Baginda berdiri di pintu, enggan masuk ke dalamnya. Maka, diketahui daripada wajah Rasulullah kelihatan rasa tidak senang, lalu Aisyah berkata: “Ya Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan utusannya, apakah dosaku? Baginda bersabda: “Bagaimana keadaan bantal kecil ini?” Aisyah menjawab: “Aku sudah membelinya untuk engkau duduk padanya dan bersandar.” Maka baginda bersabda: “Sesungguhnya orang membuat gambar ini akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan kepada mereka: hidupkanlah apa yang kamu ciptakan itu.” Imam Nawawi berkata, jika hendak membuat juga gambar itu, maka buatlah gambar pokok dan segala sesuatu yang tidak ada roh padanya. Demikian menurut riwayat Bukhari dan lafaz bagi Muslim dan Nawawi.

6. Membanyakkan solat sunat di rumah.

Solat yang dikerjakan sebagai benteng gangguan syaitan untuk masuk ke rumah. Rasulullah bersabda maksudnya: “Jadikanlah solat sunat dalam rumah kamu dan janganlah jadikan rumah kamu itu sebagai kubur.” ? (Riwayat Bukhari, Muslim dan Nawawi). Maksud sebagai kubur itu adalah tidak melakukan solat sunat di rumah. Rasulullah selalu mengerjakan solat sunat di rumah sebelum solat fardu di masjid seperti sabdanya bermaksud: “Wahai manusia, solatlah kamu (sunat) di rumah kamu kerana sesungguhnya solat seseorang yang paling afdal adalah di rumahnya kecuali solat wajib.” (Riwayat Nasai’).

7. Harmonikan rumah tangga.

Sabda Rasulullah bermaksud: “Sesungguhnya iblis meletakkan singgahsana di atas air, kemudian mengutus pasukannya, maka yang paling dekat daripadanya (antara syaitan) kedudukannya adalah yang paling besar membuat fitnah sehingga datang salah satu daripada mereka mengatakan bahawa tidaklah dia tinggalkan seorang suami dan isteri, dia berkata: Maka mendekatlah dia daripadanya dan mengatakan sebaik-baik orang adalah kamu.” ? (Riwayat Muslim dan Nawawi). Maka, wajib bagi suami isteri untuk bergaul harmoni, ceria dan mesra serta bergaul baik dengan keluarganya untuk mengelak daripada gangguan syaitan dan konconya.

8. Bentengkan anak daripada gangguan syaitan.

Menjadi kewajipan ibu bapa untuk menjaga zikir (doa) pada waktu jimak ‘bersama’ bagi memelihara anak daripada bisikan dan pengaruh syaitan dari awal lagi. Daripada Ibnu Abbas bahawa Rasulullah bersabda maksudnya: “Andai kata salah seorang antara kamu mendatangi isteri, hendaklah memulakan dengan menyebut nama Allah dan berdoa: “Ya Allah, jauhkanlah syaitan daripada kami, dan jauhkan syaitan daripada apa yang Engkau rezekikan kepada kami. Maka apabila Allah menjadikan antara mereka berdua seorang anak, tidaklah syaitan akan dapat mengganggu anak itu selama-lamanya.” ? (Riwayat Bukhari, Muslim dan Nawawi).

Daripada Abi Rafi’ bahawa beliau melihat Rasulullah mengazan pada telinga Husin bin Ali ketika Fatimah melahirkannya dalam keadaan sihat. (Riwayat Abu Daud dan at-Tirmizi).

Kumpulkan anak-anak dan usap kepala mereka. Kemudian ucapkan doa bermaksud: “Aku mohon perlindungan untuk kamu dengan kalimah-kalimah Allah yang sempurna dan semua perbuatan syaitan dan ancaman berbahaya serta daripada semua mata yang jahat.” Rasulullah memohon perlindungan kepada Allah dengan doa ini untuk Husin dan Hasan dan mengatakan: “Sesungguhnya bapa kamu berdua memohon perlindungan untuk mereka berdua iaitu Ismail dan Ishak.” (Riwayat Bukhari dan at-Tirmizi).

http://www.minisiteforwp.com/index.php?ref=mdalie