Program SMS Prepaid Terunggul Dari MYeCASH
Program SMS Prepaid Terunggul Dari MYeCASH

Panduan

Semua itu saya dapatkan dari email kawan-kawan yang hantar pada saya sebagai panduan dan teguran yang mengembirakan dan saya serta di blog ini untuk tatapan semua moga dengan keberkatan dan rahmat dari Allah kita sama-sama menperolehi kasih-sayangnya.
Sempena kedatangan maulidur rasul marilah kita semua bersama-sama berdoa dan berselawat ke atas baginda supaya kita semua mendapat syafaat dari baginda Rasulullah s.a.w bila di akhirat nanti, insyaallah.....
Program SMS Prepaid Terunggul Dari MYeCASH

Tuesday, January 25, 2011

Mana ada tuhan. Bohong!!!

Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika
seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya
orang itu dalam kesesatan yang nyata.

Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak
pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika
orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang
belaka.

Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan
Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya
Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: "Benarkah Tuhan itu ada"
dan "Jika ada, di manakah Tuhan itu?"

Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung
tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan
para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah
muncul orang alim tersebut.

"Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka
sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa
menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang.
Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan
sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya
menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan
perahu tersebut." Begitu orang alim itu berkata.

Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia
berkata kepada orang banyak, "Orang alim ini sudah gila rupanya.
Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi
dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya!" Orang banyak pun
tertawa riuh.

Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, "Jika kalian percaya
bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya
bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang
lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya
ini?"

Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa
mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.

"Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua," kata si Atheist.
"Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu
berada?" Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah
melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.

Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga
si atheist merasa kesakitan.

"Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali." Begitu si Atheist
mengaduh.

Si Alim bertanya, "Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di
mana sakitnya?"

"Ini sakitnya di sini," si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya.

"Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat
sakitnya?" Si Alim bertanya ke orang banyak.

Orang banyak berkata, "Tidak!"

"Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu
tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan,
bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa
melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya." Demikian si Alim
berkata.

Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa
Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa
mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.

Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi
pada kenyataannya benda itu ada?

Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin
trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu
sebenarnya ada?

Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1
juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada?
(manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah
mikroskop yang amat kuat).

Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan
lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada.

Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga
tidak mengetahui keberadaannya.

Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa
frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat
menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia.
Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada
yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran
manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia
sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha
Pencipta!

Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat
pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika
kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.

Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya,
apalagi dunia yang jauh lebih kompleks.

Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling
lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling
lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 9
planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam
galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya
(kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar
bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan
galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 "Cluster". Cluster ini
bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara
ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk "Jagad Raya"
(Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya! Harap
diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini,
karena jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun
Cahaya.

Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer
ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru
bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan
Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita
lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.

Dalam Al Qur'an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan
langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:

"Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang
dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya."
[Al Furqoon:61]

Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara.
Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan
radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara.
Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang
ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi,
dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan
udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.

Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar
selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar
tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi
menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada
rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada
Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu
terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah
menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda
tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin
bahwa Tuhan itu ada.

"Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui." [Yunus:5]

"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya." [Yaa Siin:40]

Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin
bahwa Tuhan itu ada:

"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang
kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan
matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan.
Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan
Tuhanmu." [Ar Ra'd:2]

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka." [Ali Imron:191]

Terhadap manusia-manusia yang sombong dan tidak mengakui adanya Tuhan,
Allah menanyakan kepada mereka tentang makhluk ciptaannya. Manusiakah
yang menciptakan, atau Tuhan yang Maha Pencipta:

"Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.
Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?" [Al
Waaqi'ah:58-59]

"Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang
menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?" [Al
Waaqi'ah:63-64]

"Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang
menjadikannya?" [Al Waaqi'ah:72]

Di ayat lain, bahkan Allah menantang pihak lain untuk menciptakan lalat
jika mereka mampu. Manusia mungkin bisa membuat robot dari bahan-bahan
yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat
dari tiada menjadi ada serta makhluk yang bisa bereproduksi
(beranak-pinak), tak ada satu pun yang bisa menciptakannya kecuali
Allah:

"…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak
dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk
menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka,
tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah
yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah." [Al Hajj:73]

Sesungguhnya, masih banyak ayat-ayat Al Qur'an lainnya yang
menjelaskan bahwa sesungguhnya, Tuhan itu ada, dan Dia lah yang Maha
Pencipta.

No comments:

Post a Comment

When Workers Get Bored

When Workers Get Bored
When Workers Get Bored They set up crazy challenges for themselves, such as this barrel of oranges one... JavaScript is disabled! To display...

High Voltage Capacitor Bank vs Watermelon

High Voltage Capacitor Bank vs Watermelon
High Voltage Capacitor Bank vs Watermelon The place will be smelling like watermelon for a while! Capacitor bank: 21.5µF 30kV, 9270 Joules ......

MUhasabah Diri

Dunia sekarang sudah tiada lagi perasaan malu pada penghuninya kalau ada pun cuma segelintir je. Mungkin ini tanda dunia semakin hampir pada kiamat.

Fitnah semakin berleluasa sekarang tidak mengira sesiapa pun bangsa, keturunan atau agama. Cuma kita perlu menghidarnya supaya kita selamat dan selau bergantung pada Allah yang manjadikan kita.

Masalah melanda pada penghuni dunia tidak mengira masa dan detik atau musim cuma penghuni dunia perlu pandai mengawasi dan mengatasinya. Sehingga ada masanya kita merasa mati lebih baik kerana dapat lari dari segalanya, tetapi betul kah begitu!

Cuma manusia atau kita selalu lupa atau mudah lupa sebenarnya matilah permulaan segalanya pada kita untuk kehidupan yang abadi. Jika kita dalam keadaan sejahtera iman di dunia maka kita kan sejahtera di akhirat dan jika kita merana iman di dunia maka meranalah kita di akhirat. Bila mati nanti kita akan menuju dua arah yang kita sendiri tidak pasti kemana kita kecuali Allah saja yang tahu. Dua arah itulah adanya Syurga dan Neraka.

SYURGA
Jika kita mati dalam keadaan aman tenteram dalam iman tentu itulah tempat kita. Barulah kita boleh hidup dengan aman tenteram,bahagia,sejahtera, bahagia dan gembira serta seronok dengan pasangan yang telah disediakan untuk kita. Hidup dalam keaadaan teknologi yang tidak pernah difikirkan oleh fikiran kita semasa kita hidup

NERAKA
Jika kita mati dalam keadaan derita merana dalam iman tentulah inilah tempat kita. Barulah kita hidup ketakutan tanpa sedetik pun kita akan merasa senang, yang kita rasa derita, sengsara, merana, menangis, meraung dan selalu merayu tetapi tidak di layan malah dicaci dan dihina, dicela dalam keadaan keseorangan tanpa teman dalam penyiksaan yang tak terbayangkan oleh akal fikiran kita semasa hidup.

Jadi marilah kita bersama-sama muhasabah diri kita ke mana kita nanti bila mati. Kita berubah semasa boleh untuk bertaubat atau kembali ke pangkal jalan, yang pastinya kita tahu Allah itu pengasih dan penyayang. Semoga doa kita diterima Allah, insyaallah...

Sayangnya Allah Pada Hambanya

Rasulullah s.a.w. ada bersabda, katanya, "Setiap anak Adam akan dijaga oleh dua malaikat. Malaikat yang di sebelah kanan lebih berkuasa dari yang sebelah kiri. Sekiranya seseorang anak Adam melakukan dosa maka malaikat yang di sebelah kiri akan bertanya pada malaikat di sebelah kanan katanya, "Apakah yang harus aku catit?"

Kata malaikat di sebelah kanan, "Jangan kamu catit dahulu dosanya sehingga ia melakukan 5 kesalahan. Malaikat yang di kiri bertanya lagi,"Kalau ia telah melakukan 5 kesalahan, apa yang harus aku catitkan?"

Jawab malaikat kanan, "Biarkannya, sehingga ia membuat kebaikan kerana kami telah diberitahu oleh Allah s.w.t bahawa satu kebaikan akan mendapat 10 pahala. Oleh itu hapuskanlah 5 kesalahannya yang lalu sebagai tebusan dan kami masih simpankan untuknya 5 pahala lagi."

Tercenganglah syaitan mendengarkannya lalu berkata,"Kalau macam ini sampai bilakah aku dapat merosakkan anak Adam."

Demikianlah rahmat Allah pada hambanya, kasih sayangNya melimpah ruah tiada terbatas hanya hambanya saja yang lalai dan leka dengan keseronokkan serta kemewahan dunia.

Sayangnya Allah kepada kita

Betapa sayangnya Allah pada kita, sehingga di dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa motivasi supaya hamba-hambaNya ini tabah dalam menghadapi segala ujian dan cobaan sebelum menuju ke perhentian abadi.

Kenapa Aku Diuji?
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan : “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut : 2-3).

Kenapa Aku Tak Dapat Apa yang Aku Mau?
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah : 216).

Kenapa Ujian Seberat Ini?
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah : 286).

Kenapa Hasilnya Seperti Ini?
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”
(QS. Ali Imran : 139).

Bagaimana Aku Harus Menghadapinya?
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh (di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan), serta bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu
berjaya (mencapai kemenangan).” (QS Ali Imran : 200).
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah : 45).

Apa yang Aku Dapat dari Semua Ini?
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri, dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka… ” (QS. At-Taubah : 111).

Kepada Siapa Aku Berharap?
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain diriNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal.”
(QS. At-Taubah : 129).

Aku Tak Dapat Bertahan Lagi!
“… dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 12).

Memelihara Rumahtangga

SETIAP Muslim hendaklah mengawal rumah tangganya daripada gangguan syaitan dan iblis. Antara cara untuk memelihara rumah tangga daripada gangguan syaitan adalah:

1. Membaca al-Quran.

Membaca al-Quran dengan penuh khusyuk banyak kelebihannya. Membiasakan membaca al-Quran dalam rumah, selain beroleh pahala, membawa berkat dan menyelamatkan penghuni rumah tangga daripada gangguan iblis dan syaitan.

2. Zikir ketika masuk dan keluar rumah.

Daripada Abu Malik Al-Asyaari bahawa Rasulullah bersabda maksudnya: “Apabila seorang hendak masuk ke dalam rumah, hendaklah dia mengatakan: Ya Allah, aku mohon kepada Engkau sebaik-baik tempat masuk dan sebaik-baik tempat keluar. Dengan nama Engkau kami masuk dan dengan nama Engkau kami keluar, dan kepada Tuhan kami, kami menyerahkan diri, kemudian memberi salam kepada keluarga.” ? Riwayat Abu Daud).

3. Memberi salam kepada keluarga dan ahli rumah.

Firman Allah bermaksud: “Maka apabila kamu masuk ke sebuah rumah dari rumah-rumah ini hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya yang bererti salam sejahtera kepada diri kamu sendiri, salam yang ditetapkan di sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” ? (Surah an-Nur, ayat 61).

Imam An-Nawawi berkata: “Disukai untuk mengucapkan salam dan banyak berzikir kepada Allah serta memberi salam sama ada dalam rumah itu ada orang atau pun tidak.” Rumah yang tiada penghuni perlu juga diberi salam, sebab setiap rumah ada penghuni dalamnya iaitu malaikat sebagai penjaga dan pengawalnya. Seseorang yang masuk ke dalam rumah dengan memberi salam dijamin Allah keselamatannya.

4. Zikir ketika makan dan minum.
Daripada Jabir berkata, bahawa dia mendengar Rasulullah bersabda maksudnya: “Apabila seorang masuk ke rumahnya dengan berzikir kepada Allah ketika memasukinya dan ketika makan, syaitan berkata: “Aku tidak makan dan tidak menginap di tempat kamu, dan apabila dia masuk tidak berzikir kepada Allah ketika masuk, maka syaitan mengatakan: “Aku boleh menginap dan apabila tidak berzikir ketika makan, syaitan berkata: “Aku boleh bermalam dan makan malam.” ? (Riwayat Muslim).

5. Membersihkan rumah daripada gambar patung.

Islam melarang segala bentuk gambar patung disimpan dalam rumah. Hal ini kerana malaikat tidak akan masuk ke rumah yang ada gambar patung atau tanda salib dalamnya. Diriwayatkan daripada Aisyah bahawasanya beliau membeli bantal kecil yang ada gambar. Ketika Rasulullah melihatnya, Baginda berdiri di pintu, enggan masuk ke dalamnya. Maka, diketahui daripada wajah Rasulullah kelihatan rasa tidak senang, lalu Aisyah berkata: “Ya Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan utusannya, apakah dosaku? Baginda bersabda: “Bagaimana keadaan bantal kecil ini?” Aisyah menjawab: “Aku sudah membelinya untuk engkau duduk padanya dan bersandar.” Maka baginda bersabda: “Sesungguhnya orang membuat gambar ini akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan kepada mereka: hidupkanlah apa yang kamu ciptakan itu.” Imam Nawawi berkata, jika hendak membuat juga gambar itu, maka buatlah gambar pokok dan segala sesuatu yang tidak ada roh padanya. Demikian menurut riwayat Bukhari dan lafaz bagi Muslim dan Nawawi.

6. Membanyakkan solat sunat di rumah.

Solat yang dikerjakan sebagai benteng gangguan syaitan untuk masuk ke rumah. Rasulullah bersabda maksudnya: “Jadikanlah solat sunat dalam rumah kamu dan janganlah jadikan rumah kamu itu sebagai kubur.” ? (Riwayat Bukhari, Muslim dan Nawawi). Maksud sebagai kubur itu adalah tidak melakukan solat sunat di rumah. Rasulullah selalu mengerjakan solat sunat di rumah sebelum solat fardu di masjid seperti sabdanya bermaksud: “Wahai manusia, solatlah kamu (sunat) di rumah kamu kerana sesungguhnya solat seseorang yang paling afdal adalah di rumahnya kecuali solat wajib.” (Riwayat Nasai’).

7. Harmonikan rumah tangga.

Sabda Rasulullah bermaksud: “Sesungguhnya iblis meletakkan singgahsana di atas air, kemudian mengutus pasukannya, maka yang paling dekat daripadanya (antara syaitan) kedudukannya adalah yang paling besar membuat fitnah sehingga datang salah satu daripada mereka mengatakan bahawa tidaklah dia tinggalkan seorang suami dan isteri, dia berkata: Maka mendekatlah dia daripadanya dan mengatakan sebaik-baik orang adalah kamu.” ? (Riwayat Muslim dan Nawawi). Maka, wajib bagi suami isteri untuk bergaul harmoni, ceria dan mesra serta bergaul baik dengan keluarganya untuk mengelak daripada gangguan syaitan dan konconya.

8. Bentengkan anak daripada gangguan syaitan.

Menjadi kewajipan ibu bapa untuk menjaga zikir (doa) pada waktu jimak ‘bersama’ bagi memelihara anak daripada bisikan dan pengaruh syaitan dari awal lagi. Daripada Ibnu Abbas bahawa Rasulullah bersabda maksudnya: “Andai kata salah seorang antara kamu mendatangi isteri, hendaklah memulakan dengan menyebut nama Allah dan berdoa: “Ya Allah, jauhkanlah syaitan daripada kami, dan jauhkan syaitan daripada apa yang Engkau rezekikan kepada kami. Maka apabila Allah menjadikan antara mereka berdua seorang anak, tidaklah syaitan akan dapat mengganggu anak itu selama-lamanya.” ? (Riwayat Bukhari, Muslim dan Nawawi).

Daripada Abi Rafi’ bahawa beliau melihat Rasulullah mengazan pada telinga Husin bin Ali ketika Fatimah melahirkannya dalam keadaan sihat. (Riwayat Abu Daud dan at-Tirmizi).

Kumpulkan anak-anak dan usap kepala mereka. Kemudian ucapkan doa bermaksud: “Aku mohon perlindungan untuk kamu dengan kalimah-kalimah Allah yang sempurna dan semua perbuatan syaitan dan ancaman berbahaya serta daripada semua mata yang jahat.” Rasulullah memohon perlindungan kepada Allah dengan doa ini untuk Husin dan Hasan dan mengatakan: “Sesungguhnya bapa kamu berdua memohon perlindungan untuk mereka berdua iaitu Ismail dan Ishak.” (Riwayat Bukhari dan at-Tirmizi).

http://www.minisiteforwp.com/index.php?ref=mdalie